Usaha budidaya tanaman semakin populer di Indonesia, dan salah satunya adalah usaha budidaya selada. Usaha selada sering dipilih dan dicoba oleh sebagian orang, karena jumlah permintaannya yang terus meningkat. Bahkan, selada juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Tanaman selada dapat tumbuh di lahan yang lembap, karena jenis tanaman ini mengandung banyak air. Biasanya, selada sering dikonsumsi sebagai lalapan untuk memakan lauk pauk yang beragam. Untuk melakukan budidaya selada, Anda hanya perlu mengembangbiakkan bijinya dengan benar.
Kemudian, tawarkan selada segar yang berkualitas tersebut ke banyak orang. Tingkat kebutuhan selada yang terus meningkat dapat membuat prospek bisnis budidaya sayuran ini semakin menjanjikan. Jadi, manfaatkan peluang usaha tersebut dengan sebaik mungkin.
Peluang Usaha Selada dari Berbagai Sisi
Bagi orang-orang yang tertarik untuk memulai investasi pertanian dan perkebunan, usaha budidaya selada dapat menjadi pilihan yang paling tepat. Sebab, peluang usaha budidaya selada di Indonesia cenderung tinggi dan dipercaya akan selalu meningkat hingga beberapa tahun kemudian.
Selada mengandung kalium, karbohidrat, mineral, serat, dan vitamin yang cukup tinggi, sehingga jenis sayuran ini bisa dibilang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Melihat jumlah permintaan sayuran ini yang terus meningkat, Anda perlu melihat peluang usahanya dari berbagai sisi berikut ini:
1. Proses Awal Usaha Budidaya Selada
Untuk memulai usaha tani selada di Indonesia, Anda tidak membutuhkan modal yang banyak namun cenderung kecil. Bahkan, jenis tanaman ini bisa ditanam langsung di pekarangan rumah dengan lahan yang tidak terlalu besar. Maka dari itu, usaha budidaya selada bisa dilakukan oleh semua orang.
Sama halnya seperti usaha pertanian sayuran yang lainnya, usaha budidaya selada juga dikatakan akan selalu hidup dan tidak pernah mati. Jadi, tak perlu menunggu waktu lebih lama lagi untuk memulai jenis usaha yang satu ini.
2. Pelaku Usaha Budidaya Selada
Seperti yang sudah kami katakan sebelumnya, usaha budidaya selada bisa dilakukan oleh semua orang yang telah memiliki modal dan lahan yang memadai. Hal terpenting yang harus disiapkan sebelum memulai usaha ini adalah kemauan dan minat untuk memulai serta mengembangkannya.
Ketika seseorang memiliki kemauan dan minat yang cukup tinggi untuk memulai serta mengembangkan usaha ini, hal tersebut dapat memudahkannya untuk menjalankan bisnisnya tersebut. Dengan begitu, peluang kesuksesan bisnisnya dapat semakin meningkat.
3. Peralatan dan Kebutuhan Usaha Budidaya Selada
Peluang usaha selada yang baik juga dapat dilihat dari peralatan yang dibutuhkan oleh usaha ini. Hanya dengan menyiapkan beberapa jenis peralatan pertanian saja, Anda sudah bisa memulai jenis usaha budidaya tanaman yang satu ini.
Beberapa jenis peralatan yang dibutuhkan adalah cangkul, golok, sabit, timba, gerobak, selang air, gunting, wadah untuk panen, dan lain sebagainya. Jika semua jenis peralatan ini telah disiapkan, maka usaha budidaya selada sudah bisa dimulai.
4. Harga Jual dan Pemasaran Usaha Budidaya Selada
Sebagian orang hanya tahu bahwa nilai jual selada di Indonesia cenderung tinggi, tapi mereka tidak tahu berapa sebenarnya harga jual dari tanaman ini. Harga jual selada di Indonesia berada pada kisaran Rp8.000 – Rp12.000 per kg. Tentu ini bukanlah angka yang kecil dan termasuk tinggi.
Sementara untuk tahapan pemasarannya pun tergolong mudah dan bervariasi. Pasalnya, selada tidak hanya bisa dijual di pasar saja, tapi juga di beberapa tempat makan yang membutuhkan sayuran ini. Bahkan, selada yang berkualitas juga sering dipasarkan di toko swalayan hingga supermarket.
5. Konsumen Usaha Budidaya Selada
Melihat jumlah permintaan selada yang terus meningkat di setiap waktunya, hal ini dapat membuat jumlah pelanggannya tidak perlu diragukan lagi. Konsumen usaha ini tidak hanya berasal dari satu individu saja, tapi juga bisa berasal dari berbagai usaha lainnya yang membutuhkan.
Mulai dari restoran, swalayan, warung makan pinggir jalan, hingga pelanggan umum lainnya dapat menjadi konsumen tetap dari usaha ini. Jadi, Anda tidak perlu khawatir tidak bisa mendapat pelanggan yang banyak ketika memulai jenis usaha budidaya tanaman ini.
Analisis Usaha Selada Hidroponik yang Menguntungkan
Meski tingkat persaingan usaha ini tergolong tinggi, tapi usaha budidaya tanaman selada tetap memiliki beberapa kelebihan yang wajib orang-orang tahu, seperti peluang sukses yang tinggi, jumlah keuntungan yang cukup besar, dan sejumlah kelebihan seperti ini lainnya.
Sebelum memulai usaha budidaya selada, orang-orang perlu melakukan analisis pendapatan dan keuntungannya terlebih dahulu. Cara untuk menghitung pendapatan dan keuntungan usaha budidaya selada tidak jauh berbeda dengan cara menghitung pendapatan dan keuntungan usaha lain, yaitu:
1. Peralatan yang Dibutuhkan
Peralatan yang dibutuhkan usaha budidaya tanaman selada juga tidak jauh berbeda dengan usaha budidaya tanaman lainnya. Namun, lama penggunaan dari peralatan-peralatan ini bisa berbeda tergantung kualitasnya masing-masing. Berikut adalah daftar peralatan dan lama penggunaannya:
Peralatan | Lama Penggunaan |
Lahan selada | 1 tahun |
Golok | 2 tahun |
Sabit | 2 tahun |
Cangkul | 2 tahun |
Timba | 1,5 tahun |
Mesin semprot | 1 tahun |
Gunting | 3 tahun |
Pompa air | 2 tahun |
Gerobak | 2 tahun |
Selang | 1,5 tahun |
Wadah untuk hasil panen | 3 tahun |
2. Biaya Operasional (Biaya Tetap per Bulan)
Biaya operasional usaha budidaya tanaman selada bisa dibagi menjadi 2 kategori yang berbeda yakni biaya tetap dan biaya variabel. Sebelum membuat rincian biaya variabel yang dibutuhkan jenis usaha ini, kami akan membagikan rincian biaya tetapnya terlebih dulu, yaitu:
Kebutuhan | Biaya Tetap |
Penyusutan lahan selada | Rp2.500.000,- |
Penyusutan golok | Rp80.000,- |
Penyusutan sabit | Rp70.000,- |
Penyusutan cangkul | Rp80.000,- |
Penyusutan timba | Rp100.000,- |
Penyusutan mesin semprot | Rp200.000,- |
Penyusutan gunting | Rp30.000,- |
Penyusutan pompa air | Rp250.000,- |
Penyusutan gerobak | Rp250.000,- |
Penyusutan selang | Rp40.000,- |
Penyusutan wadah untuk hasil panen | Rp100.000,- |
Total Biaya Tetap | Rp3.700.000,- |
3. Biaya Operasional (Biaya Variabel per Bulan)
Setelah mengetahui apa saja kebutuhan yang dapat dikategorikan sebagai biaya tetap usaha budidaya tanaman selada, sekarang Anda perlu tahu apa saja kebutuhan yang termasuk biaya variabel, dan di antaranya lainnya adalah:
Kebutuhan | Biaya Variabel |
Pupuk organik | Rp500.000,- |
Pupuk buatan | Rp600.000,- |
Bibit selada | Rp300.000,- |
Obat dan pestisida tanaman | Rp600.000,- |
Biaya transportasi | Rp500.000,- |
Pengemas | Rp450.000,- |
Total Biaya Variabel | Rp2.950.000,- |
Untuk menghitung berapa biaya operasional keseluruhan yang dibutuhkan usaha ini, jumlahkan kedua hasil yang ada di atas. Jadi, jumlah biaya operasional usaha budidaya selada adalah Rp6.650.000,-.
4. Pendapatan dan Keuntungan per Bulan
Jika total biaya operasional yang dibutuhkan usaha ini telah ditemukan, maka sekarang Anda bisa menghitung kisaran pendapatan dan keuntungan usaha budidaya tanaman selada per bulannya, yaitu:
Perkiraan jumlah selada yang terjual = 30 kg
Harga selada per kg = Rp10.000,-
Pendapatan per bulan = 30 kg x Rp10.000 = Rp300.000,-
Pendapatan per bulan = Rp300.000 x 30 = Rp9.000.000,-
Laba per bulan = Rp9.000.000 – Rp6.650.000
Laba per bulan = Rp2.350.000,-
Kesimpulan
Usaha selada dapat menjadi pilihan tepat bagi orang-orang yang ingin memulai usaha mudah dan sederhana. Sebab, jenis usaha ini bisa langsung dimulai hanya dengan menyiapkan lahan kecil di depan rumah. Setelah balik modal, Anda bisa memperluas ukuran lahannya lagi.