Bakpia merupakan salah satu makanan khas dari Yogyakarta yang cukup terkenal. Tak heran banyak orang yang penasaran mengenai rahasia kesuksesan bakpia Jogja.
Makanan yang berbahan dasar tepung terigu ini memiliki berbagai varian rasa, mulai dari kacang hijau, cokelat, keju, dan masih banyak lagi. Bahkan, wisatawan pasti tidak akan merasa lengkap jika berlibur ke Yogyakarta tanpa membawa oleh-oleh bakpia.
Lantas, sebenarnya apa rahasia di balik kesuksesan bakpia di kota pelajar tersebut? Semua itu akan dibahas lengkap mulai dari cara pembuatan hingga pemasaran yang dilakukan.
Rahasia Kesuksesan Bakpia Jogja
Makanan bakpia memang sudah sangat melekat dengan Yogyakarta. Salah satu produsen yang cukup terkenal dalam memproduksi makanan ini adalah daerah Pathuk.
Oleh karena itu, Bakpia Pathuk merupakan nama yang terkenal dan sering terlintas pertama kali ketika mendengar makanan tersebut. Pada awalnya, bakpia hanya berisikan kacang hijau saja.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai rasa seperti keju, kumbu hitam, dan cokelat. Semua itu tentu disesuaikan dengan selera masyarakat untuk menjangkau pasar lebih luas seperti anak-anak muda.
Meskipun cara pengolahannya cukup mudah, bakpia dapat bertahan hingga satu bulan tanpa bahan pengawet. Hanya saja, cara penyimpanannya memang harus di dalam suhu ruang yang tepat.
Rahasia Kesuksesan Bakpia Jogja Ramai Pembeli
Selain karena sudah melekat dengan kota Jogja sehingga tidak akan lengkap ketika berkunjung ke tempat ini tanpa membeli bakpia, ternyata terdapat rahasia lain terutama dari cara pembuatannya. Berikut adalah rahasia tersebut.
1. Menggunakan bahan terbaik
Salah satu yang membedakan antara bakpia di Jogja dengan tempat lain adalah bahan bakunya. Bahan baku bakpia harus berkualitas baik karena hal tersebut akan mempengaruhi rasa yang dihasilkan.
Dalam pembuatannya, setidaknya bahan dibagi menjadi dua bagian, sebut saja bahan 1 dan bahan 2. Keduanya akan dijadikan lapisan kulit luar untuk menghasilkan tekstur renyah dan kuat.
Secara garis besar, bahan 1 akan diolah terlebih dahulu dengan mencampurkan terigu, garam, gula, margarin, serta mentega. Sementara itu, bahan 2 dibuat menggunakan campuran margarin dan tepung hingga menggumpal.
Selanjutnya, pipihkan bahan 1 lalu pakai untuk membungkus bahan 2 yang telah digumpalkan. Proses pembungkusan ini harus benar-benar rapat agar hasilnya maksimal.
2. Menggiling kulit
Proses berikutnya yang akan dilakukan adalah menggiling bahan bakpia yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Cara menggiling yang tepat adalah secara ringan saja agar kulit tidak mudah pecah serta bahan 2 tidak keluar.
Biasanya penggilingan dilakukan sebanyak tiga kali. Saat digiling, pastikan adonan dalam keadaan terlipat, yakni bagian bawah dilipat ke arah tengah, sedangkan bagian atas dilipat untuk menutupi lipatan sebelumnya.
Saat menggiling, adonan perlu diputar dengan tujuan membuat lapisan lebih terbentuk. Setelah adonan jadi, maka bahan tersebut siap untuk diberikan isian sesuai selera.
3. Proses pemanggangan
Proses terakhir yang cukup membutuhkan ketelitian adalah proses pemanggangan. Panggang bahan di atas menggunakan loyang yang telah dioleskan margarin.
Pertama, panggang dengan oven bersuhu di bawah 180 derajat celcius selama 15 menit dan balik. Selanjutnya, panggang lagi dengan suhu sama selama 5 menit lalu balik.
Terakhir, panggang kembali menggunakan suhu 180 derajat celcius selama 15 menit atau sampai matang. Di fase ini, bakpia sudah siap untuk dihidangkan atau dikemas.
Keunikan Bakpia Pathuk
Seperti telah disebutkan di bagian awal, nama yang cukup terkenal di Jogja adalah Bakpia Pathuk. Dibandingkan dengan masa-masa awal kemunculannya, saat ini sudah terdapat berbagai aneka rasa mulai dari kumbu hitam, keju, durian, cokelat, nanas, dan masih banyak lagi dan itu merupakan salah satu rahasia kesuksesan bakpia Jogja hingga saat ini.
Alasan kenapa dinamakan dengan Bakpia Pathuk adalah karena makanan tersebut berasal dari daerah Pathuk, Gunungkidul. Karena rasanya yang khas dan nikmat, banyak orang ingin tahu bagaimana cara membuat bakpia Pathok.
Pada awalnya, para produsen bakpia ini membuat merek dagangan memakai nomor rumah yang digunakan untuk membuka usaha. Oleh karena itu, kerap ditemui berbagai merek dengan nomor seperti Bakpia Patuk 75 yang berarti membuka usaha di Jalan Pathuk No. 75.
Hal tersebut juga berlaku untuk warga sekitar yang berlokasi di dalam kampung maupun tepi jalan raya. Banyak yang membuat tempat berjualan dengan masing-masing nomor rumahnya seperti 55, 531, 515, dan sebagainya.
Perbedaan Bakpia Basah, Kering, Kukus, dan Krispi
Seiring berjalannya waktu, pembuatan makanan ini terus mengalami pengembangan seperti terdapat jenis basah, kering, kukus, dan krispi. Lalu, apa saja perbedaan di antara jenis-jenis tersebut?
1. Basah
Sesuai dengan namanya, bakpia basah memiliki tekstur lembut seperti basah karena pelipatan adonan kulit hanya dilakukan satu kali saja. Jenis ini dapat ditemui di berbagai tempat seperti pasar tradisional, supermarket, toko kue, dan pusat oleh-oleh.
Karena teksturnya yang cenderung basah, makanan ini hanya dapat bertahan sekitar 5 atau 6 hari saja. Namun, jika dimasukkan ke dalam kulkas, mungkin daya tahannya bisa sampai 10 hari.
2. Kering
Perbedaan yang cukup terlihat antara bakpia basah dan kering adalah teksturnya. Jenis kering memiliki tekstur lebih renyah karena kulit terdiri dari tiga lapisan.
Berbeda dengan sebelumnya, jenis ini dapat bertahan jauh lebih lama, yakni sekitar 14 hari dan bisa lebih lama apabila disimpan di lemari es. Jangka waktu tersebut bisa dibilang cukup lama mengingat makanan ini tidak menggunakan pengawet apapun.
3. Krispi
Sesuai dengan namanya, tekstur jenis ini adalah renyah dan krispi karena dibuat kering hingga tidak ada kadar air yang tersisa. Biasanya rasanya akan cenderung gurih atau asin, berbeda dengan pada umumnya yang berasa manis.
Ketahanannya pun juga jauh lebih lama, yakni sekitar 3 hingga 5 bulan walaupun tanpa menggunakan bahan pengawet. Oleh karena itu, jenis ini sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh, terutama bagi wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara.
4. Kukus
Varian ini baru muncul sekitar tahun 2017 sehingga dapat dikatakan sebagai inovasi baru. Sesuai namanya, cara pembuatannya adalah dengan mengukus dan bukan dipanggang serta memiliki daya tahan sekitar 4 hari.
Apakah Menjalankan Usaha Bakpia Menjanjikan?
Apabila Anda ingin menjalankan usaha ini, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, baik itu kelebihan maupun kekurangan. Dari segi kelebihan, usaha ini memang sangat prospektif, terlebih jika Anda memilih lokasi yang kerap dilewati oleh wisatawan.
Hal ini dikarenakan wisatawan pasti akan membeli oleh-oleh untuk kerabat mereka saat berlibur di kota ini. Selain itu, Anda juga bisa membuka usaha ini di luar daerah agar orang tidak harus jauh-jauh ke Jogja untuk menikmatinya.
Akan tetapi, jumlah kompetitor atau pesaing usaha ini sangat besar. Saat ini mungkin sudah ada puluhan atau ratusan penjual bakpia sehingga Anda perlu memiliki daya pikat tersendiri.
Jadi, bisa dikatakan bahwa rahasia kesuksesan bakpia Jogja bisa dilihat dari segi historis, cara pembuatan, maupun rasanya. Mungkin itulah yang menyebabkan ketika membeli di daerah lain akan terasa berbeda atau ada sesuatu yang kurang.