Mau Mulai Usaha Kakao? Ini Peluang dan Analisis Modalnya!

Dari sekian banyak daerah di Indonesia, Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil kakao terbanyak. Maka dari itu, tak heran jika usaha kakao menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian warga di daerah ini. Sebab, jenis usaha ini dapat memberikan untung yang cukup besar.

Meski Kalimantan Timur menjadi daerah penghasil kakao terbanyak di Indonesia, tapi hal ini tidak membuat usaha tanaman kakao tidak bisa dibangun di daerah lainnya. Masyarakat Indonesia tetap bisa memulai jenis usaha ini di daerah tempat tinggalnya.

Umumnya, tanaman ini sering digunakan untuk membuat coklat, agar-agar, bubuk es krim rasa coklat, dan lain sebagainya. Dengan jumlah permintaannya yang terus meningkat, hal ini membuat Anda tidak perlu ragu lagi untuk memulai jenis usaha budidaya tanaman kakao.

Peluang Usaha Kakao di Indonesia

Berbeda dengan tanaman kopi, kakao memiliki buah yang lebih besar dan kulit yang lebih tebal serta keras. Biasanya, para petani melakukan budidaya tanaman ini dengan memotong bagian batangnya. Hal ini perlu dilakukan agar bagian batang tanaman tersebut tidak semakin melebar ke arah samping.

Selain memiliki keunggulan pada proses panennya yang cenderung mudah, tanaman kakao juga dikatakan mampu mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi para pelaku usaha. Untuk itu, mari kita mengenal peluang usaha tanaman kakao di Indonesia, yaitu:

1. Modal yang Cenderung Kecil

Modal Yang Cenderung Kecil

Ada beberapa orang yang mengira usaha budidaya tanaman kakao membutuhkan modal yang cukup besar. Namun, nyatanya usaha budidaya tanaman ini tidak membutuhkan modal yang besar melainkan cenderung kecil. Yang terpenting, Anda sudah memiliki lahan yang cukup untuk menanam tanaman ini.

Salah satu alasan mengapa saat ini semakin ada banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha ini adalah karena bisnis perkebunan dianggap tidak pernah mati. Jumlah permintaan bisnis ini selalu meningkat dan membuat para pelaku usaha selalu mendapat keuntungan yang sesuai rencana.

Begitu pun juga dengan usaha kakao di Indonesia. Meski masih ada beberapa orang yang belum terlalu kenal dengan jenis usaha ini, tapi jumlah permintaan usaha ini cenderung meningkat di setiap waktunya.

2. Dari Segi Pelaku Usaha dan Konsumen

Dari Segi Pelaku Usaha Dan Konsumen

Peluang usaha tanaman kakao di Indonesia juga bisa dilihat dari segi pelaku usaha dan konsumennya. Sosok dengan kemauan dan minat yang tinggi terkait bisnis budidaya kakao dikatakan sangat cocok untuk memulai jenis usaha ini. Jadi, jika Anda memiliki kemauan dan minat itu, segeralah memulainya.

Selain itu, seperti yang sudah banyak orang tahu, coklat adalah salah satu jenis makanan/jajanan yang sangat disukai oleh sebagian besar orang. Maka dari itu, konsumen budidaya kakao bisa dibilang tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Tentu ini bisa menjadi keuntungan bagi para pelaku usaha kakao.

3. Untung yang Cenderung Besar

Untung Yang Cenderung Besar

Keuntungan lain yang dapat diperoleh para pelaku usaha yang terjun di dunia usaha ini adalah mampu mendapatkan untung yang cenderung besar. Hal ini terjadi karena harga jual kakao yang cenderung tinggi di pasaran. Tidak hanya di satu daerah saja, tapi di semua daerah harga jualnya cenderung tinggi.

Dengan harganya yang cenderung tinggi seperti ini, Anda bisa meraih keuntungan yang cukup besar dari usaha tersebut. Maka dari itu, tidak mengherankan usaha budidaya tanaman ini semakin populer di kalangan banyak orang.

4. Lokasi Strategis dan Peralatan Bisnis yang Praktis

Lokasi Strategis Dan Peralatan Bisnis Yang Praktis

Sama halnya seperti jenis usaha lainnya, usaha budidaya tanaman kakao juga membutuhkan lokasi yang strategis untuk menarik perhatian lebih banyak pelanggan. Tidak hanya itu, strategi pemasaran yang tepat juga dibutuhkan untuk membuat usaha ini terus berkembang.

Sementara untuk beberapa jenis peralatan yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya tanaman kakao adalah bibit tanaman kakao, timbangan, wadah untuk hasil panen, lahan yang memadai, gunting, pompa air, sabit, cangkul, terpal, golok, dan lain sebagainya.

Selain itu, beberapa peralatan perkebunan seperti gerobak, timba, dan mesin semprot juga dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hasil panen tanaman ini. Meski tergolong banyak, tapi beberapa peralatan ini masih bisa ditemukan dengan mudah.

Analisis Usaha Tani Kakao yang Menjanjikan

Analisis Usaha Tani Kakao Yang Menjanjikan

Karena informasi terkait usaha kakao dikatakan masih minim, jadi masih ada beberapa orang yang belum tahu tentang analisis usaha tanaman kakao di Indonesia. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa masih ada beberapa orang yang ragu untuk memulai usaha budidaya tanaman kakao.

Bagi Anda yang tertarik untuk memulai jenis usaha ini, pahami terlebih dahulu analisis usaha taninya dengan baik. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah untuk menghitung perkiraan untung yang bisa didapatkan. Berikut adalah analisis usaha tani tanaman kakao yang bisa dijadikan sebagai referensi:

1. Peralatan yang Dibutuhkan (Biaya Tetap)

Sebenarnya peralatan yang dibutuhkan untuk memulai usaha tani ini tidak jauh berbeda dengan jenis usaha tani yang lainnya. Meski begitu, Anda tetap harus memperhatikan rincian biaya tetapnya berikut ini:

PeralatanHarga
Lahan kakaoRp2.000.000,-
Bibit kakaoRp250.000,-
Selang air dan terpalRp400.000,-
GuntingRp25.000,-
TimbanganRp50.000,-
Wadah untuk panenRp50.000,-
CangkulRp75.000,-
GerobakRp100.000,-
Mesin semprotRp50.000,-
TimbaRp80.000,-
Golok dan sabitRp70.000,-
Total BiayaRp3.150.000,-

2. Biaya Variabel

Baik biaya tetap maupun biaya variabel sama-sama dapat dikategorikan sebagai biaya operasional suatu usaha. Maka dari itu, kedua jenis biaya ini harus dihitung secara akurat. Dengan begitu, perkembangan usaha bisa dilakukan secara lebih mudah dan lancar.

Jika penyusutan peralatan di atas dapat dikategorikan sebagai biaya tetap usaha budidaya tanaman kakao, untuk biaya variabel dari usaha ini adalah:

KebutuhanHarga
Pupuk kandangRp350.000,-
Pupuk tambahanRp500.000,-
Tali rafiaRp100.000,-
PestisidaRp200.000,-
Biaya transportasiRp200.000,-
BBMRp150.000,-
PengemasRp120.000,-
Obat-obatan tumbuhanRp200.000,-
Total BiayaRp1.820.000,-

Nantinya, biaya operasional dari usaha tani kakao ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Biaya tetap + Biaya operasional = Rp3.150.000 + Rp1.820.000 = Rp4.970.000

3. Cara Menghitung Pendapatan dan Keuntungan per Bulan

Setelah mengetahui berapa biaya operasional dari usaha ini, sekarang Anda bisa menghitung perkiraan pendapatan dan keuntungannya per bulan. Ada cara khusus yang perlu dilakukan untuk menghitung kedua hal ini, yaitu:

a. Pendapatan Usaha Tani Kakao Setiap Panen

Hasil panen yang terjual = 18 kg

Harga kakao per kg = Rp21.000,-

Pendapatan per panen = Jumlah hasil panen yang terjual x harga kakao per kg

Pendapatan per panen = 18 kg x Rp21.000,-

Pendapatan per panen = Rp378.000,-

Pendapatan per bulan = Rp378.000 x 30 = Rp11.340.000,-

b. Keuntungan Usaha Tani Kakao per Bulan

Total pendapatan per bulan = Rp11.340.000,-

Total biaya operasional = Rp4.970.000,-

Laba = Total pendapatan per bulan – Total biaya operasional usaha

Laba = Rp11.340.000 – Rp4.970.000

Laba = Rp6.370.000,-

Kesimpulan

Dapat dipastikan bahwa usaha kakao termasuk salah satu jenis usaha yang patut dipertimbangkan oleh masyarakat Indonesia. Sebab, jenis usaha ini mampu mendatangkan keuntungan yang cukup besar hanya dalam waktu yang singkat.

Bagikan Postingan: