Berbicara tentang masakan khas Indonesia, hindangan jengkol menjadi salah satu yang banyak digemari. Masakan satu ini bisa dengan mudah ditemui di rumah makan, warteg, bahkan restoran. Usaha jengkol sebenarnya berpeluang besar menghasilkan penghasilan berlimpah.
Terlebih bahan pangan dengan aroma khas ini permintaannya selalu ramai di pasaran. Memang tidak semua orang menyukai jengkol, namun bukan berarti penggemarnya sedikit di tanah air. Jengkol kaya akan antioksidan sehingga tidak hanya enak di lidah, melainkan bagus untuk kesehatan.
Aroma jengkol sendiri lebih menyengat dibanding petai, biasanya diolah dengan cara disemur. Jengkol balado dan sambal jengkol juga kerap kali menjadi favorit. Bagi yang tertarik berbisnis pertanian khususnya jengkol, sebaiknya simak ulasan di bawah ini terlebih dahulu.
Peluang Usaha Jengkol
Jengkol menjadi simbol makanan rakyat dan banyak disukai berbagai kalangan karena cita rasanya yang khas. Aromanya yang cukup menyengat tidak membuat kecintaan masyarakat terhadap jengkol berkurang. Hal ini dibuktikan dengan permintaannya di pasar yang hampir tidak pernah sepi.
Olahan jengkol begitu nikmat bagi yang menyukainya, misalnya dimasak dengan cara balado, semur, tumis, dan sebagainya. Meski dikenal dengan makanan rakyat, namun harga jengkol sendiri tidak bisa dikatakan murah. Tak heran jika sebenarnya budidaya jengkol bisa menjadi sumber penghasilan melimpah.
Peluang usaha tanaman jengkol terbuka lebar karena cocok ditanam di negara tropis. Khususnya di dataran rendah dengan pasokan sinar matahari yang cukup setiap harinya.
Menariknya, tanaman jengkol sebenarnya bisa beradaptasi di berbagai jenis lahan. Hanya saja Anda harus memastikan tempat tersebut dekat dengan sumber air.
Tips Usaha Jengkol Agar Hasil Panen Berlimpah
Perlu diketahui bahwa jengkol sendiri merupakan tumbuhan khas yang tumbuh subur di negara-negara Asia Tenggara. Dalam ilmu Biologi, jengkol sebenarnya masuk ke dalam suku Fabaceae atau polong-polongan. Dengan demikian, jengkol termasuk buah polong yang bentuknya gepeng.
Warna jengkol biasanya lembayung tua dengan ari tipis di bagian bijinya. Setelah mengonsumsi jengkol, bau urine bisa menjadi kurang sedap. Hal ini menjadi ciri khas tersendiri untuk makanan jengkol karena masih banyak diminati sebagai kudapan khas dan cukup bergizi.
Meskipun jengkol termasuk tumbuhan yang mudah beradaptasi, sebaiknya pahami beberapa tips membudidayakan jengkol di bawah ini agar hasilnya sesuai ekspektasi.
1. Menyiapkan Lahan
Pemilihan lahan yang ideal untuk tanaman jengkol penting dilakukan meskipun tanaman ini tumbuh subur di daerah tropis. Perlu diingat bahwa area tanam jengkol harus dekat dengan sumber air agar bisa tumbuh secara maksimal.
Lebih disarankan untuk membudidayakan ejngkol di dataran rendah dengan sinar matahari yang cukup. Air dan sinar matahari merupakan dua unsur krusial agar jenis tanaman ini bisa memberikan hasil panen berlimpah.
Jengkol adalah tanaman polong-polongan yang membutuhkan banyak sinar matahari agar bisa tumbuh secarra optimal. Tidak hanya air dan cahaya matahari, pastikan kadar kelembaban lahan pun cukup baik. Tidak terlalu kering atau becek agar tanaman tidak mudah mati.
2. Menentukan Masa Tanam Jengkol
Pada dasarnya, jengkol merupakan jenis tanaman yang bisa dibudidayakan sepanjang tahun. Namun, ada baiknya memilih masa tanam ideal agar hasilnya juga optimal. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jengkol itu sendiri.
Melainkan juga masa berbuah dan masa panen jengkol hasilnya tidak akan sama di sepanjang tahun. Disarankan untuk menanam jengkol pada awal musim hujan karena kelembaban lahan akan lebih terjaga. Mengingat tanaman ini sendiri memang membutuhkan asupan air yang banyak.
Di awal musim hujan, jengkol bisa tumbuh secara maksimal, bahkan berbuah lebih lebat dibanding menanamnya di musim kemarau.
3. Pembibitan dan Penanaman
Tips usaha budidaya jengkol berikutnya yaitu pembibitan dan penanaman yang bisa dilakukan menggunakan biji (generatif) maupun okulasi (generatif). Menanam jengkol dengan biji bisa menjadi pilihan, terlebih caranya juga cukup mudah.
- Langkah pertama, siapkan benih atau biji jengkol berkualitas dengan daya perkecambahan tinggi.
- Siapkan polybag lalu isi dengan media tanam berupa tanah gembur.
- Tanam benih jengkol ke dalam polybag lalu tutup dengan tanah, tidak perlu terlalu rapat.
- Siram benih jengkol yang sudah ditanam dua kali sehari setidaknya selama 2-3 minggu.
- Apabila benih sudah berkecambah, pindahkan bibit jengkol ke lahan utama.
Jika penanaman menggunakan biji dirasa terlalu ribet atau lama, maka metode vegetatif bisa menjadi pilihan. Sebenarnya, langkah-langkah pencangkokan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan tanaman lain.
- Siapkan batang bagian bawah tumbuhan jengkol yang tumbuh liar atau sengaja disemai.
- Ambil polybag lalu isi dengan tanah subur yang kaya dengan unsur hara.
- Tanam bibit jengkol hasil pencangkokan ke dalam polybag.
- Pada batang jengkol, sayat secara perlahan.
- Kemudian kulit tunas juga disayat, pastikan memilih tanaman jengkol yang sudah berbuah.
- Selanjutnya tempelkan hasil sayatan ke pohon jengkol hasil penyemaian di langkah awal.
- Ikat menggunakan tali agar kedua bagian tumbuhan tersebut bisa menyatu dengan baik.
4. Menyiapkan Lubang Tanam di Lahan Utama
Pada lahan utama, Anda harus membuat lubang dengan ukuran ideal yaitu sekitar 40 cm x 40 cm x 40 cm. Jarak antar lubang juga jangan terlalu dekat, setidaknya beri jarak 5 sampai 6,5 meter. Isi lubang yang dibuat dengan pupuk organik atau pupuk kandang.
Pastikan pupuk tidak terlalu banyak, setidaknya 2/3 dari lubang tanam yang sudah dibuat. Diamkan lubang yang sudah diisi pupuk tersebut setidaknya selama 30 hari. Hal ini dilakukan agar pupuk kandang benar-benar meresap ke dalam lahan dan tanah pun menjadi subur.
5. Memindahkan Bibit Jengkol
Apabila biji jengkol sudah memunculkan tunas, maka selanjutnya Anda bisa memindahkannya ke lahan utama. Perlu diketahui bahwa lahan utama ini bersifat permanen dan perlu diberi pupuk secara rutin. Masukkan bibit jengkol ke dalam lubang yang sudah disesuaikan jaraknya.
Kemudian tutup lubangnya secara perlahan menggunakan tanah sisa galian, tambahkan jerami di atasnya jika ada. Siram bibit yang sudah ditanam lalu padatkan permukaannya. Jika memilih masa penanaman jengkol di awal musim hujan, maka penyiraman tidak perlu dilakukan.
6. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Jengkol
Usaha jengkol tidak jauh berbeda dengan tanaman pertanian lainnya. Tentunya, tanaman satu ini juga membutuhkan perawatan yang tepat. Terlebih jika ditanam di lahan yang kurang sumber airnya. Namun pada umumnya, jengkol tidak membutuhkan perawatan secara khusus.
Hal yang krusial dilakukan adalah penyiangan agar jengkol tidak diserang oleh gulma. Seperti yang telah diketahui, gulma yang dibiarkan begitu saja bisa menyerap nutrisi di dalam tanah.
Alhasil, berbagai macam zat organik yang dibutuhkan tanaman jengkol pun tidak terserap dengan sempurna. Tidak hanya penyiangan, jangan lupa lakukan pemupukan apabila tanaman jengkol sudah berusia enam bulan.
7. Proses Panen
Pada dasarnya, momen panen memang menjadi salah satu yang paling ditunggu karena saat inilah petani mendulang keuntungan. Adapun buah jengkol baru bisa dipanen ketika usia pohonnya 4 sampai 5 tahun.
Hal ini berlaku apabila budidaya yang dilakukan menggunakan metode okulasi. Jika menanam dengan cara generatif atau biji, tentunya proses panen bisa lebih lama.
Usaha jengkol memang membutuhkan waktu tahunan sampai berbuah lebat. Namun, hal ini sebanding dengan harganya yang tinggi di pasaran. Jengkol menjadi salah satu bahan pangan favorit meskipun aromanya begitu menyengat.