Tingginya mobilitas masyarakat Indonesia menjadikan pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) salah satu peluang bisnis menggiurkan saat ini, pasalnya mereka memerlukan ketersediaan air minum yang praktis dan higienis. Lalu bagaimana syarat mendapatkan izin SNI untuk AMDK?
Standar Nasional Indonesia (SNI) diberlakukan secara nasional dengan tujuan untuk melindungi konsumen yang berperan sebagai pengguna produk. Bagi para pengusaha AMDK, simak bagaimana cara mendapatkan izin SNI di bawah ini!
Peluang Usaha Air Minum Kemasan
AMDK merupakan air yang pengolahannya menggunakan teknologi filtrasi tertentu, lalu dikemas dalam beberapa ukuran kemasan mulai dari ukuran gelas 240 ml, 330 ml, 600 ml, 1500 ml, hingga ukuran galon 19 liter.
Latar belakang berdirinya perusahaan ini karena kebutuhan air yang layak minum semakin sulit untuk didapatkan, terlebih di daerah perkotaan. Sulitnya dalam mencari sumber air bersih itulah, menjadikan banyaknya pabrik AMDK bermunculan mulai dari skala kecil hingga besar.
Masyarakat dahulu menyukai metode memasak air untuk menghilangkan virus atau bakteri di dalamnya. Seiring berkembangnya zaman mereka kini menginginkan sesuatu yang lebih praktis, terlebih di era modern ini banyak bermunculan industri yang limbahnya dapat memperburuk kualitas sumber air.
Tak heran masyarakat kini merasa khawatir ketika merebus air terlebih dari sumber tercemar, apakah virus dan bakteri di dalamnya dapat mati. Selain itu terdapat risiko terkontaminasi zat berbahaya lainnya, sehingga membeli air dalam kemasan dijadikan pilihan utama demi mengutamakan kesehatan.
Proses Produksi
Proses untuk mendapatkan air minum berkualitas tidak mudah, karena terdapat beragam proses yang harus dilewati mulai dari filtrasi hingga proses penyimpanan. Berikut proses produksi AMDK :
- Proses filtrasi : adalah proses pemfilteran agar zat berbahaya dan kotoran lain yang mengontaminasi air bisa terbuang.
- Proses sterilisasi awal : untuk membunuh kuman atau bakteri jahat yang ada di sumber air.
- Tahap sterilisasi lanjutan : proses lanjutan untuk membunuh bakteri di dalam sumber air minum.
- Tahap pengadukan : digunakan ketika akan menambahkan perasa tertentu.
- Proses pengisian : menggunakan beberapa jenis kemasan mulai dari gelas, botol beragam ukuran, hingga galon.
- Tahap pemberian label dan tanggal kadaluarsa : dapat dilakukan dengan manual atau menggunakan mesin.
- Proses pengepakan : dimasukkan ke dalam kardus lalu diberi segel.
- Tahap penyimpanan : disimpan di dalam gudang barang jadi dengan menerapkan sistem FIFO (first in first out) atau barang yang pertama dibuat maka akan dijual lebih dahulu.
SNI Air Minum Dalam Kemasan
SNI atau Standar Nasional Indonesia adalah standar nasional yang berlaku di Indonesia, penetapannya dilaksanakan oleh panitia bentukan dari Badan Standarisasi Nasional.
AMDK merupakan produk air minum kemasan yang diproduksi perusahaan dengan pelaksanaan operasi mengacu di Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI. Dijelaskan jika AMDK adalah air yang telah melalui pemrosesan sehingga dinyatakan bersih dan layak minum.
Sementara izin SNI AMDK baru akan diterbitkan setelah ada kepastian kualitas air baku yang digunakan. Mengacu pada SNI 01-3553-2006, terdapat perbedaan air minum kemasan yakni air mineral dan demineral.
Air mineral di dalamnya telah terkandung mineral alami meskipun tanpa penambahan di proses fabrikasi. Sementara untuk demineral, produk akhirnya didapatkan dari proses pemurnian mulai dari destilasi, reverse osmosis, dan deionisasi.
Syarat Mendapatkan Izin SNI untuk AMDK
Berdasarkan SNI 01-3553-2006, terdapat beberapa dokumen yang harus dipersiapkan untuk kepengurusan izin SNI AMDK diantaranya :
- SIPA (Surat Izin Pengambilan Air), baik milik pemasok atau milik pribadi.
- Resi atau Sertifikat Merek Produk
- Badan Hukum Perusahaan
- SIUP, TDI, IUI, NPWP, dan TDP
- Laporan hasil analisis air baku yang telah diuji
Perusahaan juga diminta untuk memiliki peralatan laboratorium diantaranya :
- Inkubator
- Oven kalibrasi
- Peralatan gelas kalibrasi
- FH Meter kalibrasi
- Peralatan mikro seperti tabung reaksi dan cawan
- Timbangan digital
- Alat tes ozon
- Otoclave
- Conductivity meter
- Turbidity meter
Terdapat pula dokumen sistem yang perlu dipersiapkan guna menjamin mutu diantaranya :
- Prosedur kerja
- Form permohonan dari SNI
- Dokumen mutu dan form
- Pedoman kerja
- Form data perusahaan
- Pedoman mutu
Persyaratan Kualitas
Selain itu terdapat persyaratan kualitas yang harus dipenuhi yakni persyaratan fisik, kimiawi, dan bakteriologis. Departemen Kesehatan menetapkan persyaratan air minum harus tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung logam berat serta bakteri patogen, serta tidak berwarna.
Tidak Berbau, Berasa, ataupun Berwarna
Air berkualitas tidak boleh berbau, berasa, ataupun berwarna. Jika ada salah satu diantaranya, maka dapat dipastikan air tersebut telah tercemar.
Tidak Mengandung Bakteri Patogen
Yang dimaksud dengan bakteri patogen adalah Salmonella, Clostridium perfringens, serta Escherichia colli atau E-colli. Pasalnya bakteri tersebut bisa membentuk racun atau toksin, dan nantinya berdampak pada muntaber.
Tidak Mengandung Logam Berat
Ion dari logam berat bisa mendenaturasi protein, serta dapat bereaksi dengan zat lainnya. Pasalnya sebagian dapat tertimbun di beragam organ, terlebih ginjal, hati, hingga saluran cerna.
Proses Kepengurusan Izin SNI
Setelah mengetahui dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan, selanjutnya ketahui bagaimana proses kepengurusan izin ini mulai dari tahapan pengisian form hingga pemberian izin.
- Pengisian form permohonan.
- Verifikasi permohonan meliputi seluruh persyaratan SNI, kemampuan memahami bahasa setempat, serta jangkauan lokasi audit. Nantinya akan diberikan biaya invoice yang harus dibayarkan.
- Audit sistem manajemen mutu produsen.
- Tinjauan dokumen atau audit kecukupan, dilakukan pemeriksaan kelengkapan serta kecukupan dokumen. Jika ditemukan ketidaksesuaian maka akan dikoreksi dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan.
- Audit kesesuaian, yaitu pemeriksaan keefektifan dan kesesuaian.
- Pengujian sampel produk untuk uji laboratorium.
- Penilaian sampel produk.
- Keputusan sertifikasi.
- Pemberian izin.
Perbedaan SNI dan ISO
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, SNI merupakan standarisasi skala nasional yang berlaku di Indonesia. SNI juga dibuat agar produk lokal dapat memenangkan persaingan bisnis dalam negeri, berkat standarisasi yang telah dikenal oleh masyarakat.
Sementara ISO merupakan standar internasional untuk diterapkan di perusahaan dalam hal sistem keamanan, manajemen kualitas, keselamatan kerja, dampak lingkungan, dan lain sebagainya.
Sehingga perbedaannya terletak pada tujuan dan perumusan dibuatnya standar tersebut, karena ISO ditujukan untuk membuat standar atau paten dimana bisa diberlakukan skala internasional atau di seluruh dunia.
Masyarakat Dihimbau Tidak Membeli Produk Tanpa SNI
Pentingnya perusahaan terlebih AMDK untuk mengurus izin SNI karena pemerintah menghimbau untuk tidak membeli produk tanpa logo SNI. Pasalnya kini banyak bermunculan produk makanan, minuman, mainan, hingga elektronik yang tidak memiliki standar nasional.
Pemerintah berupaya melindungi konsumen dengan cara membuat label standar nasional Indonesia, sehingga seluruh produk yang masuk ke Indonesia wajib adanya untuk memiliki SNI.
Label ini juga dapat melindungi konsumen dari produk tidak layak dan berbahaya, terlebih produk yang dikonsumsi seperti makanan dan minuman. Sehingga jika tidak ada produk SNI dalam kemasannya, masyarakat diminta untuk tidak membelinya.
Syarat mendapatkan izin SNI untuk AMDK di atas yaitu perusahaan perlu menyiapkan dokumen beserta peralatan laboratorium penunjang. Selain itu perusahaan juga perlu memperhatikan persyaratan kualitas yakni tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung bakteri patogen dan logam berat.