Peluang Usaha Teripang: Potensi, Keuntungan & Kunci Sukses

Tertarik mengembangkan usaha teripang? Teripang adalah sejenis organisme laut yang memiliki daging melimpah dan ciri khas unik berjalan lambat. Dengan potensi perairan laut mencapai luas 8,4 juta ha, kini ada sekitar 175 ribu ha yang dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya teripang.

Teripang bisa diolah menjadi kreasi makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, sehingga wajar kalau jumlah permintaan pasar lokal maupun ekspornya cukup besar. Bisnis teripang laut yang sudah dikembangkan Indonesia sudah berhasil menembus pasar Singapura, Jepang, Thailand, China, Hongkong, dan Eropa.

Untuk mencegah kepunahan teripang, pemerintah Indonesia sudah dari dulu mengupayakan beberapa langkah melestarikan keberadaannya di lautan. Dengan potensi ekspornya yang sangat tinggi, tentu masyarakat Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang dan bijak dalam pemeliharaannya.

Potensi Usaha Teripang di Indonesia dan Pasar Global

Potensi Usaha Teripang Di Indonesia Dan Pasar Global

Teripang adalah salah satu hasil laut yang bisa dikreasikan menjadi masakan lezat dan memiliki nilai gizi tinggi. Masyarakat keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia sangat menyukai hidangan teripang untuk menyambut hari besar ataupun santapan makanan sehari-harinya. Pernah mencobanya, belum?

Pada umumnya teripang yang ada di Indonesia banyak dipasarkan dalam bentuk awetan atau keringan dengan harga relatif mahal. Sayangnya masih banyak orang yang belum memanfaatkan peluang ini untuk membudidayakan teripang sendiri dan lebih memilih menangkap teripang secara liar.

Bagaimana permintaan teripang di pasar global? Teripang sejak zaman dulu memang terkenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Belum lagi permintaan ekspor yang sangat tinggi, membuat masyarakat tertarik untuk memburunya secara besar-besaran sampai mengaplikasikan prosedur yang salah.

Untuk mencegah tindakan perburuan liar yang bisa merusak ekosistem laut, maka pemerintah seringkali mengajak masyarakat daerah pesisir untuk membudidayakannya. Penghasil teripang di Indonesia dari Riau tepatnya kawasan Pulau Benan, Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Lingga.

Harga teripang per kilonya dibandrol Rp800 ribu – Rp1, 5 juta, namun pastinya akan naik berkali-kali lipat untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Jenis teripang emas sampai saat ini banyak dikirim ke negara lain seperti Jepang, Cina, Singapura, Thailand. Uni Eropa, Korea, Hongkong, dan Amerika.

Usaha teripang bisa dikatakan sangat menguntungkan karena biasanya dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti bahan kosmetik dan obat-obatan farmasi. Di Indonesia sendiri, teripang juga sering dimanfaatkan sebagai bahan utama hidangan yang lezat dan bernilai tinggi.

Apa Untungnya Bisnis Teripang?

Apa Untungnya Bisnis Teripang

Beberapa orang menganggap teripang sebagai hewan laut yang menjijikan, namun pada kenyataannya rasanya sangat enak dan kandungan gizinya juga tinggi. Tentunya ada beragam faktor masyarakat suka dengan jenis hewan laut satu ini sesuai dengan penjelasan berikut.

1. Metode Budidayanya Sederhana

Budidaya teripang tidak membutuhkan sarana yang ribet dan modal besar, sehingga Anda bisa mempersiapkan tempat sederhana. Selain itu, teripang juga tidak membutuhkan teknologi tinggi yang mampu mendeteksi adanya gangguan saat perkembangannya.

Budidaya teripang nantinya bisa dimulai dari nol dengan modal menyesuaikan, sehingga budget yang perlu dikeluarkan untuk memulainya tidak terlalu besar. Hal inilah yang mendorong budidaya teripang di Indonesia bisa dijalankan oleh banyak orang, khususnya para nelayan.

2. Rasa Daging Enak

Mengapa budidaya teripang di Indonesia sangat diminati? Salah satu alasannya karena daging teripang memiliki rasa yang enak, mudah diolah menjadi makanan, dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kerupuk. Bagaimana dengan kandungan gizinya?

Berdasarkan hasil penelitian, daging teripang memiliki kandungan nutrisi berupa protein, lemak, energi, kalsium, karoten, fospor, besi, vitamin, niasin, dan masih banyak lagi. Tidak heran, ekspor teripang ke negara lain dimanfaatkan sebagai obat-obatan farmasi dalam bidang kesehatan.

3. Konsumen Teripang

Teripang dari dulu memiliki banyak penggemar karena manfaatnya yang signifikan untuk perbaiki sel-sel tubuh rusak dan menyebuhkan penyakit tertentu. Nilai gizi yang ditemukan dalam daging teripang tentunya sangat mempengaruhi khasiatnya saat dikonsumsi dalam tubuh.

Mayoritas teripang akan dipasarkan dalam bentuk kering misalnya bachedemer dan trepang. Ada juga konsumen yang menyukai teripang segar, beku, dan bentuk olahan. Sampai saat ini potensi teripang masih tetap eksis dalam pasar lokal maupun ekspor internasional.

Kunci Sukses Mengembangkan Usaha Budidaya Teripang

Bagaimana tahapan memulai usaha teripang? Daripada memburunya dari alam liar yang menawarkan banyak risiko, akan lebih baik Anda membudidayakannya sendiri. Membudidayakan teripang tergolong gampang-gampang sulit, sehingga perlu banyak belajar untuk mendapatkan panen menguntungkan.

1. Lokasi Budidaya

Lokasi Budidaya

Lokasi paling cocok untuk budidaya teripang berupa perairan berpasir dengan tingkat kecerahan air mencapai 75 cm. suhu 25-30 derajat celcius, dan tingkat salinitas 24-33 ppt. Anda perlu buat semacam kurungan pembatas dengan menggunakan jaring berdiameter 0,2 cm.

Jika lokasi budidaya sudah siap, maka coba tebar benih teripang ukuran 40-60 gram per ekor dengan tingkat kepadatan 6-8 ekor/m2. Peralatan yang seringkali dibutuhkan dalam budidaya teripang meliputi test kit, termometer, salinometer, dan juga pH meter.

2. Pertimbangkan Benih Teripang

Pertimbangkan Benih Teripang

Untuk mendapatkan hasil panen yang menguntungkan, Anda setidaknya perlu menyiapkan benih teripang dengan berat 40-60 gram. Benih yang digunakan bisa didapatkan dari lautan atau lewat Balai Benih yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat.

Perhatikan ciri fisik benih teripang sebelum menebarkannya, pastikan bahwa ukurannya seragam baik dari segi ukuran maupun jenisnya. Benih teripang yang baik memiliki ciri khas tubuhnya padat berisi, tidak cacat, dan tidak mengeluarkan cairan kekuningan.

3. Penebaran Benih Teripang

Penebaran Benih Teripang

Dalam budidaya teripang emas maupun jenis teripang lainnya, Anda harus memperhatikan waktu tepat untuk menebarkan benih. Penebaran benih teripang paling baik dilakukan saat pagi atau sore hari karena suhunya tergolong rendah, sehingga benih teripang mampu beradaptasi dengan baik.

Biarkan benih teripang mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya terlebih dahulu. Biasanya teripang bisa memiliki ketahanan tubuh lebih kuat dan mampu bertahan dalam kurun waktu tertentu. Lalu apalagi hal yang perlu dipertimbangkan selanjutnya?

4. Fase Pembesaran Teripang

Fase Pembesaran Teripang

Saat memasuki tahap pembesaran teripang, Anda perlu memberikannya konsumsi yang cukup berupa makanan alami seperti detribus, bentos, dan makro algae. Umumnya metode pemberian dilakukan dengan memasukkan kotoran ayam atau pupuk kandang 250 gram per m2.

Campurkan kotoran ayam dengan dedak halus ke dalam media air teripang untuk menyuburkan perairan tersebut. Tujuan perlakuan khusus seperti ini untuk menumbuhkan pakan alami sebagai konsumsi teripang setiap harinya.

5. Fase Pemanenan

Fase Pemanenan

Pada umumnya teripang bisa dipanen setelah berumur 4-5 bulan dengan bobot mencapai 300-500 gram per ekornya. Pemanenan bisa dilakukan saat perairan sudah menunjukkan waktu surut terendah, sehingga bisa dilakukan beberapa kali.

Jika ingin menyimpan teripang dalam waktu lama, Anda bisa menusuk teripang yang masih dalam kondisi segar. Bersihkan isi perut teripang sepanjang 5 cm, lalu bilas sampai bersih dan rebus dalam waktu 30 menit sampai benar-benar matang.

Di Indonesia sendiri teripang banyak diolah menjadi masakan yang lezat misalnya kue teripang, tumis teripang, angsio haisom, dan lainnya. Ide bisnis kerupuk teripang saat ini juga masih hits karena terkenal memiliki rasa yang gurih, teksturnya kriuk, dan harganya relatif murah.

Kesimpulan

Usaha teripang bisa mendatangkan omzet yang menjanjikan, apabila kualitas panennya bagus. Harga teripang di Indonesia mencapai Rp800 ribu – Rp1, 5 juta per kilonya, sedangkan kebutuhannya dalam pasar global juga meningkat untuk dijadikan kosmetik dan obat-obatan farmasi.

Bagikan Postingan: