Memiliki rasa yang pahit tidak mengurangi peminat pare untuk mengonsumsinya. Setiap hari pastinya ada masyarakat yang membeli pare di pasar. Bagi yang ingin memulai usaha pare, kabar baiknya potensi peluangnya masih besar, sehingga direkomendasikan untuk Anda yang tertarik.
Pare adalah sayuran yang kaya nutrisi dan kegunaan. Tak heran kalau sayuran ini diserbu di pasaran. Sayuran ini selalu dibutuhkan untuk pelengkap siomay, tumisan, dan makanan sehari-hari lainnya. Harga pare juga terbilang stabil, jadi Anda tidak perlu khawatir akan merugi saat musim panen.
Pare tumbuh secara menjalar dan mengikat pada para-para. Dengan begitu, semakin banyak tanaman yang bisa ditanam pada lahan atau polybag. Tidak sulit untuk membudidayakan pare, asalkan Anda tahu dasar-dasarnya. Simak selengkapnya di bawah ini!
Mengapa Pilih Usaha Pare?
Dari semua jenis tanaman yang bisa dibudidayakan, mungkin Anda berpikir mengapa pilih pare? Sayuran ini memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya untung jika dijual. Berikut beberapa keuntungan budidaya pare:
- Pasar pare tidak pernah mati.
- Tanaman pare mudah dirawat, meski dilakukan oleh pemula.
- Pare bisa diolah menjadi aneka hidangan yang meningkatkan nilai jual.
- Tanaman bersifat merambat dan bisa menghasilkan banyak buah sekaligus.
Peluang Usaha Budidaya Pare
Pare dapat ditanam di lahan seluas 100 m² dan 1.000 m². Itu artinya, Anda yang tinggal di perkotaan dengan lahan terbatas pun bisa melakukannya.
Pare memiliki risiko yang minim, karena tanaman ini mudah tumbuh di segala musim dan segala tempat. Hal ini yang membuat budidaya pare sangat potensial. Adapun beberapa keuntungan lain yang membuat usaha ini menjanjikan, yaitu:
1. Perawatan yang Mudah dan Bisa Dilakukan Pemula
Perawatan juga memainkan pengaruh besar dalam menghasilkan pare yang besar dan berkualitas. Tanaman ini bisa dirawat oleh pemula sekaligus, karena memang tanaman ini mempunyai resistensi yang tinggi terhadap hama dan penyakit.
Minimal tanaman pare senantiasa harus dibersihkan dari gulma. Anda bisa memberikan mulsa pada permukaan bedengan.
Penyiraman hendaknya dilakukan setiap hari saat musim kemarau, namun saat musim hujan intensitasnya bisa dikurangi.
Berbicara soal musim hujan, pastikan drainase antar bedengan lancar supaya kelebihan air tidak menggenangi lahan. Tak lupa beri pupuk organik secara rutin untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebat.
2. Bisa Ditanam di Lahan Terbatas
Apakah Anda berpikir ingin menanam pare di lahan kosong yang sempit atau di pekarangan rumah? Jawabannya tentu bisa. Apa pun pilihannya, Anda harus mengolah lahan tersebut supaya menjadi area tanam yang baik.
Untuk lahan terbatas, lakukan pengolahan tanah dengan cara mencangkul sedalam 30 cm. Pastikan lahan bersih dari batu, rumput dan sampah. Lakukan pula pemupukan dini untuk memperkaya unsur hara dalam tanah.
Sedangkan jika ingin menanam di rumah, Anda bisa menggunakan polybag yang diisi dengan campuran tanah dan kompos serta diberi para-para.
· Risiko Usaha yang Rendah
Usaha ini memiliki risiko yang rendah, namun bukan berarti tidak ada. Anda harus mengetahui risiko budidaya pare supaya dapat mengantisipasi dan mengurangi kerugian.
Contoh kasus yang sering terjadi yaitu pare mudah busuk setelah dipetik, jadi petik pare yang tidak terlalu matang untuk menghambat pembusukan.
Pare baru bisa dipanen setelah 2 bulan, waktu yang sedikit lama jika Anda hanya membudidayakan pare saja.
3. Pare Bisa Dijual Kemana Saja
Baik dijual sendiri ke pasar, supermarket atau industri kuliner yang menggunakan pare, semuanya bisa dijadikan target pasar Anda. Tetapi jika ingin cepat dan praktis, Anda bisa menjual pare ke pengepul.
Hanya saja harga yang ditawar pengepul biasanya lebih rendah dibandingkan menjual sendiri ke konsumen. Satu kg pare dapat dijual seharga Rp8.000, tergantung dari harga pare di pasar. Untuk memaksimalkan keuntungan, Anda bisa menggunakan strategi pemasaran yang tepat.
Modal Usaha Pare
Untuk memulai usaha ini, tentunya Anda harus membeli peralatan dan bibit, menyiapkan lahan hingga menyediakan biaya operasional. Berikut rincian modal yang bisa dijadikan bahan referensi:
1. Peralatan
Peralatan | Harga (Rp) |
Bambu untuk tempat menjalar (10 pcs) | 90.000 |
Benang atau tali | 50.000 |
Alat semprot pestisida | 200.000 |
Cangkul | 100.000 |
Plastik UV ukuran 100×100 | 200.000 |
Sekop kecil | 30.000 |
Total | 670.000 |
2. Biaya Operasional
Perlengkapan | Harga (Rp) |
Bibit pare asoka (200 buah) | 200.000 |
Pestisida organik (5 botol) | 200.000 |
Pupuk dolomit (20 kg) | 80.000 |
Pupuk kandang (200 kg) | 150.000 |
Pupuk KCL (50 kg) | 500.000 |
Pupuk NPK (100 kg) | 1.000.000 |
Total | 2.130.000 |
Keuntungan Usaha Pare
Dalam satu masa hidupnya, tanaman pare bisa menghasilkan 8-9 kg buah. Biasanya pare hanya bertahan sampai 5 bulan sebelum produktivitasnya menurun. Sebagai contoh, ada 200 pohon pare yang masing-masing menua 8 kg, maka perhitungannya:
Total berat pare | = 200 pohon pare x 8 kg = 1600 kg |
Harga pare per kg | Rp8.000 |
Laba kotor | = 1600 kg x Rp8.000 = Rp12.800.000 |
Laba bersih | = Laba kotor – modal = Rp12.800.000 – Rp2.800.000 = Rp10.000.000 |
Lama Bаlіk Modal
Dari perhitungan di atas bisa diketahui bahwa modal bisa langsung kembali setelah panen pertama, yaitu sekitar 5 bulan setelah penanaman. Inilah yang membuat usaha sayuran ini menguntungkan, karena itu kuatkan strategi pemasaran supaya Anda bisa memaksimalkan keuntungan.
Tahapan Budidaya Pare agar Cepat Berbuah
Kunci kesuksesan dari usaha pare terletak pada kualitas buah yang dipanen. Untuk mendapatkan hasil panen berkualitas, Anda harus memahami cara budidaya yang benar supaya tanaman cepat berbuah dan menghasilkan pare besar dan berbobot. Inilah langkah-langkahnya:
1. Penyemaian Benih
Jika sudah mendapatkan benih dari buah pare, lakukan penyemaian untuk mempercepat pertumbuhan. Proses penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan disemai di peti khusus atau disebar langsung di lahan.
Jika memilih semai langsung di tanah, sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Dengan begitu Anda tidak harus menyiram terlalu sering dan tanaman bisa berkecambah dengan bantuan air hujan.
Sedangkan semai di peti khusus sebaiknya dilakukan saat musim kemarau. Cara ini lebih unggul untuk menekan risiko benih mati.
2. Pembuatan Para-para
Para-para dibutuhkan agar pare dapat tumbuh dengan produktif dan rapi. Para-para dapat dibuat dengan cara menanam tiang lanjar pada sisi bedengan. Beri jarak antar lanjaran sekitar 3 meter. Kemudian pasang tali pada bagian atas, tengah dan bawah tiang lanjar.
3. Penanaman
Untuk menjalani budidaya pare yang menghasilkan panen besar, pastikan Anda juga memahami teknik menanam yang benar. Langkahnya mudah dan bisa dimulai dari membuat bedengan dengan tinggi 25 cm dan lebar 150 cm.
Kemudian gali lubang sedalam 6 cm. Tanam benih atau bibit pare. Satu lubang bisa diisi 3 benih. Pastikan memberi jarak sebesar 50 cm per tanaman. Lalu tutup dengan tanah dan siram.
Penutup
Pare dapat berbuah pada usia 2 bulan, dan panen pertama dapat langsung mengembalikan modal. Pengembalian modal yang cepat serta pasar yang luas inilah yang membuat usaha pare diminati oleh sejumlah orang. Setelah membaca informasi di atas, apakah Anda juga tertarik untuk memulainya?